Rabu, 28 Januari 2009

KONSERVASI DAN REVITALISASI

KONSERVASI DAN REVITALISASI

Konservasi : Pelestarian dan pengawetan monumen sejarah yang dilakukan denganpengembalian, mengawetkan / membiarkan monumen / bangunan tersebut persis dengan keadaan semula
Revitalisasi : Merubah / memodifikasi suatu tempat agar dapat digunakan untuk fungsi yang lebih sesuai, dimana tidak menuntut perubahan drastis / hanya memerlukan sedikit dampak.
Atau
Kegiatan konservasi dapat dilakukan dengan konsep konservasi dinamis (revitalisme) dimana yang konservasi hanya bentuk bangunan dengan perbaikan dan penambahan, sedangkan fungsinya bisa dirubah sebagai fasilitas kebudayaan dan akomodasi atau menunjang kegiatan masa kini yang lebih sesuai

• Pelestarian dan pengembangan
Pelestarian adalah suatu upaya mempertahankan falsafah dan konsep dasar perencanaan arsitektur. Falsafah dan konsep dasar perencanaan arsitektur mampu memadukan setiap perkembangan baru agar tetap selaras dengan lingkungan khas yang menjadi jati diri dan refleksi masyarakat.
(Sumber : Ir. Eko Budiharjo, MSC 1990).

• Kawasan Kuno  merupakan bagian terpenting di dalam pembangunan sebuah kota (sebagai bayangan kota, mempunyai nilai sejarah dan ekonomi untuk pengembangan kota)  The Golden Area (Harry Miarsono)
• Bentuk nyata peninggalan yang menjadi fisik kekayaan budaya bangsa / daerah dapat menunjukkan latar belakang sejarah masyarakat
1. Sisi : Suatu strategi untuk perlindungan bangunan kuno  memacu pertumbuhan dan perkembangan kota.
2. Keuntungan : Keuntungan budaya, ekonomis, sosial.
Budaya : Semakin memperkaya sumber sejarah, semakin menambah rasa kedekatan (sense of attachment)
Ekonomis : Meningkatkan taraf hidup, mengurangi biaya penggantian.
Sosial : Meningkatkan nilai ekonomi dan meningkatkan rasa percaya diri pada masyarakat.
Konservasi arsitektur bukan berarti mengawetkan bangunan seperti keadaan aslinya tetapibisa juga mewadahi kegiatan dan bahkan membangun baru, asal tidak bertentangan frontal dengan bangunan lama. Konsep latar depan dan latar belakang bias diterapkan dengan melestarikan bangunan lama sebagai latar depan dan bangunan baru sebagai latar belakang. Keduanya dapat dirancang agar bisa berdampingan secara akrab dan rukun.
Pelestarian adalah suatu upaya mempertahankan falsafah dan konsep dasar perencanaan arsitektur. Falsafah dan konsep dasar perencanaan arsitektur mampu memadukan setiap perkembangan baru agar tetap selaras dengan lingkungan khas yang menjadi jati diri dan refleksi masyarakat.
(Sumber : Ir. Eko Budiharjo, MSC 1990).
Konservasi secara implisit telah melakukan usaha penyinambungan masa sehingga pada akhirnya menghasilkan kesimpulan rentetan peristiwa yang menyusun masa lalu dan masa kini. Pelestarian sebagai usaha revitalisasi mengacu pada penciptaan nafas kehidupan baru. Usaha ini dapat berupa :
 Memberikan yang ada
 Menghidupkan vitalitas baru
 Meningkatkan vitalitas yang pernah ada
Konservasi tinggalan masa lampau berfungsi sebagai penghubung masa lalu dengan masa sekarang, yang diharapkan mampu :
• Mempertahankan warna budaya dan sejarah suatu bagian kota
• Memberikan variasi suatu bentuk kota
• Secara ekonomis diharapkan bangunan yang dilestarikan akan meningkatkan nilainya, sehingga akan memberikan nilai komersia yang digunakan sebagai modal lingkungan.
• Merupakan simbol dan manifestasi fisik dari identitas suatu kelompok masyarakat tertentu yang pernah menjadi bagian kota.
 Mengembalikan wajah dan obyek pelestarian
 Memanfaatkan tinggalan yang ada untuk menunjang kehidupan masa kini.
 Mengarahkan perkembangan masa kini yang selaras dengan perencanaan masa lalu yang tercermin dalam obyek pelestarian tersebut
 Menampilkan sejarah kota atau lingkungan dalam wujud fisik tiga dimensi.
Dalam konteks masa kini dan masa datang perlu dipikirkan adanya kemungkinan bentuk dan karakter kegiatan yang berpeluang untuk dikembangkan dalam tatanan fisik yang ada. Konservasi dapat memberikan peningkatan makna terhadap sosok fisik yang ada, sebagai konsekwensi adanya suatu pengembangan.
1. Estetika
Suatu peninggalan dilestarikan karena mempunyai nilai estetika yang tinggi, terutama bila peninggalan tersebut mewakili suatu masa.
2. Tipikal
Suatu peninggalan juga dilestarikan sebagai wakil dari masa tertentu. Bangunan yang ada biasanya dalam jumlah banyak, sehingga dapat dijadikan suatu tipologi.
3. Kelangkaan
Kelangkaan suatu peninggalan juga diperhitungkan dalam usaha pelestarian/konservasi. Contohnya adalah suatu bangunan yang merupakan peninggalan satu-satunya dari jenis dan gaya pada masa tertentu.
4. Peran Sejarah
Bangunan yang berkaitan dengan tokoh ataupun peristiwa historik dilestarikan sebagai simbol fisik dari fakta sejarah.
5. Memperkuat Suatu Kawasan
Dilestarikannya suatu bangunan kadang mempunyai dampak positif yang meliputi skala besar/wawasan, yang akan semakin memperkuat identitas kawasan tersebut.
6. Superlative
Suatu bangunan mungkin merupakan yang terbesar, tertinggi atau yang pertama di lingkungannya, hal ini membuat bangunan tersebut mempunyai perbedaan dengan bangunan-bangunan lain disekitarnya.

Ragam Tindakan Konservasi
Usaha manusia dalam mempertahankan keberadaan suatu lingkungan binaan dapat didasarkan pada :
1. Signifikasi
Obyek yang penting dan berkarakter kuat akan lebih mentolerir intervensi yang dilakukan.
2. Tingkat Kerusakan
Kondisi obyek yang rusak memerlukan tindakan konservasi yang lebih intensif.
3. Adaptasi Fungsi
Pengalihfungsian suatu obyek memerlukan perubahan-perubahan fisik sehingga terbentuk kondisi fisik yang dapat melayani fungsi baru.
Preservasi : Pelestarian tempat persis seperti keadaan aslinya
Rehabilitasi : Mengembalikan tempat ke keadaan semula
Rekonstruksi : Mengembalikan tempat mirip keadaan semula
Revitalisasi : Merubah fungsi bangunan konservasi
Demosili : Penghancuran/perombakan bagian yang rusak.

Tujuan Konservasi
Konservasi bertujuan untuk melestarikan dan mengembangkan peninggalan bersejarah. Konservasi dibidang arsitektur bertujuan untuk melestarikan dan mengembangkan bangunan-bangunan yang mempunyai nilai historis yang tinggi. Dimana konservasi itu bukan hanya dari fisik sebuah bangunan saja tapi juga lingkungannya. Koservasi, baik berupa preservasi, restorasi, rekonstruksi, revitalisasi atau demosili bertujuan untuk memberikan nafas kehidupan baru sebuah lingkungan.
Konservasi juga bertujuan mengakomodasi keinginan dan kebutuhan masyarakat dalam dimensi spatial dan waktu (Wolf van Eckardt). Maksudnya pelestarian harus dapat membantu asyarakat dalam meningkatkan kualitas hidup dan lingkungan baik secara langsung maupun tidak langsung.

Sasaran Konservasi
Upaya konservasi tidak terlepas dari perlindungan dan penataan, tujuan perencanaan kota secara fisik, stabilitas penduduk dan gaya hidup yang serasi, agar mencegah terjadinya perubahan sosial. Mengingat hal itu, perlu sasaran yang tepat dari upaya konservasi, yaitu antara lain :
• Mengembalikan wajah dari obyek pelestarian
• Memanfaatkan peninggalan obyek pelestarian yang ada untuk menunjang kehidupan masa kini
• Mengarahkan perkembangan masa kini yang diseleraskan dengan perencanaan masa lalu yang tercermin dalam obyek pelestarian tersebut.
• Menampilkan sejarah pertumbuhan kota/lingkungan dalam wujud fisik tiga dimensi.
(Sumber : Prof. Ir. Sidharta, Ir. Eko Budiharjo, Msc)
Konservasi Bangunan Kolonial Di Indonesia
Dalam perkembangan Arsitektur dari segi masa, perubahan bentuk dapat dibedakan dalam dua hal :
1. Perubahan secara perlahan yang meliputi Arsitektur Klasik dan Tradisional yang berkembang mengalami perubahan selama beratus tahun.
2. Arsitektur modern yang berkembang dan berubah cepat sejalan dengan cepatnya perkembangan teknologi dan penduduk.
Perkembangan Arsitektur kolonial di Indonesia termasuk dalam kategori kedua. Pada masa penjajahan kolonial Belanda di Indonesia, terjadi perkembangan dari berbagai segi kehidupan, politik, sosial, budaya, ekonomi, termasuk arsitektural. Arsitektur kolonial di Indonesia adalah fenomena yang unik, tidak terdapat di lain tempat. Hal ini terjadi karena adanya pencampuran budaya antara budaya penjajah kolonial Belanda dengan budaya Indonesia yang beraneka ragam, sehingga membuat bangunan kolonial Belanda di Indonesia mempunyai ciri tersendiri. Percampuran ini juga terjadi karena percampuran pemikiran arsitektur Barat dan alam budaya Timur.

Selasa, 20 Januari 2009

Sejarah adalah masa lalu untuk masa depan




• Pelestarian dan pengembangan
Pelestarian adalah suatu upaya mempertahankan falsafah dan konsep dasar perencanaan arsitektur. Falsafah dan konsep dasar perencanaan arsitektur mampu memadukan setiap perkembangan baru agar tetap selaras dengan lingkungan khas yang menjadi jati diri dan refleksi masyarakat.
(Sumber : Ir. Eko Budiharjo, MSC 1990).

• Kawasan Kuno  merupakan bagian terpenting di dalam pembangunan sebuah kota (sebagai bayangan kota, mempunyai nilai sejarah dan ekonomi untuk pengembangan kota)  The Golden Area (Harry Miarsono)
• Bentuk nyata peninggalan yang menjadi fisik kekayaan budaya bangsa / daerah dapat menunjukkan latar belakang sejarah masyarakat

Konservasi : Pelestarian dan pengawetan monumen sejarah yang dilakukan dengan pengembalian, mengawetkan / membiarkan monumen / bangunan tersebut persis dengan keadaan semula
Revitalisasi : Merubah / memodifikasi suatu tempat agar dapat digunakan untuk fungsi yang lebih sesuai, dimana tidak menuntut perubahan drastis / hanya memerlukan sedikit dampak.
Atau
Kegiatan konservasi dapat dilakukan dengan konsep konservasi dinamis (revitalisme) dimana yang konservasi hanya bentuk bangunan dengan perbaikan dan penambahan, sedangkan fungsinya bisa dirubah sebagai fasilitas kebudayaan dan akomodasi atau menunjang kegiatan masa kini yang lebih sesuai

• Konservasi arsitektur bukan berarti mengawetkan bangunan seperti keadaan aslinya tetapibisa juga mewadahi kegiatan dan bahkan membangun baru, asal tidak bertentangan frontal dengan bangunan lama. Konsep latar depan dan latar belakang bias diterapkan dengan melestarikan bangunan lama sebagai latar depan dan bangunan baru sebagai latar belakang. Keduanya dapat dirancang agar bisa berdampingan secara akrab dan rukun.

1. Sisi : Suatu strategi untuk perlindungan bangunan kuno  memacu pertumbuhan dan perkembangan kota.
2. Keuntungan : Keuntungan budaya, ekonomis, sosial.
Budaya : Semakin memperkaya sumber sejarah, semakin menambah rasa kedekatan (sense of attachment)
Ekonomis : Meningkatkan taraf hidup, mengurangi biaya penggantian.
Sosial : Meningkatkan nilai ekonomi dan meningkatkan rasa percaya diri pada masyarakat.